Exploring the role of technology in transforming different industry sectors
Di era transformasi digital saat ini, keputusan harus diambil berbasis data agar bisa dipertanggungjawabkan. Untuk bisa mendapatkan wawasan, data perlu diolah dan penting untuk dipastikan, kesehatan atas data tersebut, agar keputusan yang diambil memiliki keabsahannya (valid).
Pernah mendengar istilah big data, data lake, dan data warehouse? Kesemuanya adalah istilah yang populer dalam penyimpanan data dalam skala besar. Dilihat dari namanya, date lake diibaratkan sebagai danau yang luas di mana kumpulan data tak terbatas menjadi airnya.
Serangan cyber marak terjadi di Indonesia, dimulai dari kebocoran data yang ramai diperbincangkan sampai kepada ransomware yang mentargetkan pemerintah maupun korporasi besar hingga menengah. Menurut data dari BSSN tahun 2021, telah terjadi serangan cyber hingga 1,6 miliar serangan sepanjang tahun
Recommendation Artificial Intelligence (AI) saat ini semakin masif digunakan di berbagai platform digital. Berbagai merek raksasa telah cukup lama memanfaatkannya, seperti Amazon, Google, Netflix, Lazada, Shopee, Grab, termasuk merek lokal seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.
Big Data merupakan salah satu pendekatan baru untuk mengelola data bervolume besar, baik data terstruktur dan tidak terstruktur. Big Data merupakan sebuah istilah yang menggambarkan data dengan volume besar, yang dimiliki oleh sebuah organisasi dalam membantu kegiatan proses bisnis.
Untuk dapat melakukan pengembangan Teknologi Informasi (TI) dengan baik di suatu Perusahaan diperlukan Tata Kelola TI. Tata Kelola adalah sebuah pedoman yang menjaga sebuah organisasi tetap berjalan di dalam arah yang benar dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tidak semua project akan berjalan dengan lancar dan sempurna. Pada kenyataannya, setiap project memiliki tantangan tersendiri yang mungkin hal tersebut dapat membuat kualitas suatu project bisa menurun, tetapi hal ini harus direspon dan ditindaklajuti secara cepat dan tepat. Oleh karena itu diperlukan suatu pengawasan pada project.
Group-IB, sebuah perusahaan keamanan siber mengungkapkan bahwa ada 17 perusahaan di Indonesia yang diserang ransomware selama periode 2021-2022. Sehingga angka tersebut menempatkan Indonesia diposisi 8 dari 10 negara di Asia Pasifik yang banyak diserang ransomware.