Solusi TI Terlengkap Selama Beberapa Dekade

Kami di sini untuk membantu Anda mengoptimalkan transformasi digital

METRODATA ACADEMY

Metrodata Academy Merupakan Bagian dari MII

Pelatihan IT dengan standar internasional bekerjasama dengan penyedia layanan teknologi terkemuka di dunia

ABOUT US

Melayani Korporasi di Berbagai Sektor Industri dan UKM

MII memberikan solusi kepada pelanggan mulai dari tahap desain dan POC, konsultasi, implementasi, dukungan, pemeliharaan, layanan dan pelatihan

Lihat Selengkapnya

NEWS

MII Won 2025 Microsoft Indonesia Partner of the Year
MII sebagai Sponsor di Acara Qlik The AI Reality Tour di Indonesia

Qlik AI Reality Tour merupakan rangkaian global yang digelar di berbagai negara untuk menunjukkan bagaimana data dan AI dapat diimplementasikan secara nyata dalam dunia bisnis. Untuk pelaksanaan di Indonesia, Qlik menunjuk PT Mitra Integrasi Informatika (MII) sebagai sponsor sekaligus partner strategis, mencerminkan posisi MII sebagai salah satu mitra terbesar dan terpercayaQlik menampilkan pendekatan berbeda terhadap solusi AI, bukan sekadar analitik, tetapi embedded AI yang tertanam di setiap proses bisnis, menjawab tantangan di tengah pasar yang berubah cepat dan menuntut efisiensi ekonomiPeserta juga mengeksplorasi bagaimana data dan AI mendorong inovasi, ketepatan keputusan, serta nilai ekonomi baruMelalui sesi demo & booth konsultasi AI, MII dan Qlik membuka ruang diskusi tentang penerapan solusi AI yang adaptif terhadap tantangan bisnis nyataAcara ini menjadi ajang kolaborasi para profesional untuk membangun masa depan bisnis yang lebih cerdas, melalui pemanfaatan data secara strategisOpening & Closing Remarks:Kartiwan Johanes DirectorPT Mitra Integrasi InformatikaJJ TanSenior Director, SE Asia & KoreaQlikArif NandaDivision ManagerPT Mitra Integrasi InformatikaDemo session:LuckySolutions EngineerPT Mitra Integrasi Informatika

MII Raih Award dari Cisco sebagai Cisco APJC Partner Winners Circle 2025

PT Mitra Integrasi Informatika (MII) dengan bangga mengumumkan penerimaan award dari Cisco sebagaiCisco APJC Partner Winners Circle 2025MII meraih award ini karena keberhasilan meraih performa terbaik di wilayah Asia Pacific, Jepang, dan China dari sisi revenue dan pertumbuhan yang signifikan melalui berbagai implementasi teknologi Cisco di berbagai pelanggan.Seremoni penyerahan award dilaksanakan pada saat rangkaian acara Cisco APJC Partner Winners Circle di Budapest pada 28-31 Oktober 2025 yang diserahkan olehKartika PrihadiVice President Partner SalesCiscokepadaSuryantoCisco Product and Presales ManagerPT Mitra Integrasi InformatikaSelamat MII!

MII Raih Award BMC Helix APAC Partner Accelerate 2025 Rising Star Partner Award - H1

PT Mitra Integrasi Informatika (MII) dengan bangga mengumumkan telah meraih penghargaan dari BMC Helix sebagaiAPAC Partner Accelerate 2025Rising Star Partner Award - H1Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas komitmen, fokus, dan momentum mengesankan MII sebagai kekuatan baru yang berkembang dalam ekosistem mitra BMC HelixMII secara konsisten telah memposisikan BMC sebagai mitra strategis, menunjukkan dedikasi luar biasa serta keselarasan dengan tujuan kami. Dengan lebih dari 30 sumber daya yang secara aktif mendukung berbagai inisiatif BMC, MII telah berpartisipasi dalam program-program utama dan mengembangkan peluang yang kuatSeremoni penyerahan penghargaan diselenggarakan pada Rabu, 29 Oktober 2025 di Grand Hyatt Bali dan diserahterimakan olehBrenton SmithVice President Asia PacificBMC Helixdidampingi olehNuria GasconArea Vice President of Global Ecosystem Sales – WWBMC Helixkepada Christine Tejo Product Marketing ManagerPT Mitra Integrasi InformatikadanRay SyazaliPresales SupportPT Mitra Integrasi InformatikaSelamat MII!

INSIGHT

Fenomena VMware Exit: Dampak Akuisisi Broadcom dan Pergeseran Dunia Virtualisasi

Dalam satu dekade terakhir, VMware dikenal sebagai raksasa virtualisasi yang menjadi tulang punggung infrastruktur IT di seluruh dunia. Produk seperti vSphere, vSAN, dan NSX menjadi standar industri bagi perusahaan dalam membangun data center modern. Namun, sejak selesainya akuisisi besar oleh Broadcom Inc. pada November 2023, dinamika pasar berubah drastis. Gelombang besar perusahaan kini mulai mempertimbangkan, bahkan melakukan, apa yang disebut sebagai VMware Exit yaitu proses meninggalkan ekosistem VMware dan beralih ke platform alternatif yang dinilai lebih efisien, terbuka, dan ekonomis.Akuisisi senilai sekitar USD 69 miliar tersebut menandai salah satu kesepakatan terbesar dalam sejarah industri teknologi. Broadcom, yang sebelumnya sukses mengakuisisi CA Technologies pada 2018 dan Symantec Enterprise Division pada 2019, bermaksud memperluas portofolionya ke bisnis software infrastructure. Namun, setelah proses akuisisi VMware rampung, Broadcom melakukan serangkaian perubahan mendasar yang mengguncang ekosistem lama VMware. Model lisensi yang sebelumnya bersifat perpetual (beli sekali, pakai selamanya) dihapus dan digantikan oleh model subscription tahunan. Beberapa produk dihapus atau digabungkan menjadi satu paket besar bernama VMware Cloud Foundation (VCF), sementara ribuan pegawai dan mitra bisnis dipangkas dalam rangka penyederhanaan organisasi.Bagi pelanggan lama, perubahan tersebut tidak selalu disambut positif. Banyak organisasi yang selama bertahun-tahun mengandalkan VMware mulai menghadapi peningkatan biaya lisensi yang signifikan. Beberapa laporan menyebut kenaikan harga mencapai dua hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, kebijakan bundling membuat banyak perusahaan harus membayar untuk fitur yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Contohnya, organisasi kecil atau menengah yang hanya memerlukan vSphere untuk virtualisasi dasar kini harus membeli keseluruhan paket VCF yang mencakup vSAN, NSX, dan Aria Suite meski fitur-fitur itu tidak akan digunakan secara optimal.Tak berhenti di situ, restrukturisasi jaringan mitra (partner) VMware oleh Broadcom juga menimbulkan kekhawatiran di pasar. Banyak penyedia layanan dan integrator kehilangan status resmi mereka sebagai mitra VMware, yang berarti mereka tidak lagi memiliki akses langsung ke lisensi atau dukungan teknis resmi. Kombinasi antara kenaikan biaya, hilangnya fleksibilitas lisensi, dan ketidakpastian roadmap produk membuat sebagian besar pelanggan mempertanyakan arah masa depan VMware di bawah kendali Broadcom.Laporan riset dari Gartner dan Omdia pada 2024–2025 menunjukkan bahwa lebih dari 35 persen pelanggan enterprise VMware telah mulai mengevaluasi atau bahkan menjalankan migrasi ke platform alternatif. Motivasi mereka bervariasi, mulai dari efisiensi biaya, peningkatan fleksibilitas, hingga strategi modernisasi infrastruktur berbasis cloud-native dan hyperconverged. Fenomena ini menunjukkan bahwa keputusan Broadcom, meski logis dari sisi bisnis, menciptakan ruang besar bagi kompetitor untuk mengisi kekosongan di pasar virtualisasi enterprise.Beberapa solusi alternatif kini mencuat sebagai pilihan utama. Yang pertama adalah Nutanix AHV, yang menawarkan pendekatan hyper-converged infrastructure (HCI) dengan integrasi yang lebih sederhana dan biaya lisensi yang lebih fleksibel. Hypervisor AHV disertakan secara gratis dalam platform Nutanix, sehingga banyak organisasi melihatnya sebagai pengganti alami VMware vSphere. Migrasi ke Nutanix juga didukung alat bantu seperti Nutanix Move, yang mempermudah perpindahan workload tanpa perubahan signifikan pada aplikasi. Meskipun demikian, investasi awal pada perangkat keras tetap dibutuhkan, dan beberapa fitur jaringan tingkat lanjut belum sepenuhnya setara dengan VMware NSX.Alternatif berikutnya adalah Microsoft Hyper-V dan Azure Stack HCI, yang menjadi pilihan logis bagi organisasi yang sudah lama menggunakan ekosistem Windows dan Azure. Hyper-V sudah termasuk dalam lisensi Windows Server, sehingga biaya implementasi bisa ditekan. Selain itu, integrasi dengan layanan Azure memberikan fleksibilitas untuk membangun lingkungan hybrid cloud yang mulus. Namun, bagi perusahaan dengan aplikasi campuran antara Linux dan Windows, Hyper-V masih memerlukan konfigurasi tambahan agar mencapai performa optimal seperti yang selama ini disediakan oleh VMware.Di sisi lain, beberapa perusahaan memilih jalur open-source seperti Proxmox VE, KVM, atau OpenStack. Pendekatan ini memberikan kebebasan penuh dari vendor lock-in dan menurunkan biaya lisensi secara signifikan. Solusi open-source sangat menarik bagi organisasi dengan tim IT yang kuat dan terbiasa membangun sistem dari dasar. Akan tetapi, pengelolaan platform semacam ini membutuhkan keahlian teknis tinggi, terutama dalam mengatur keamanan, monitoring, dan integrasi backup serta disaster recovery.Selain itu, sebagian perusahaan mulai memindahkan workload mereka ke public cloud seperti AWS, Azure, atau Google Cloud. Pendekatan ini memberikan skalabilitas tinggi, kemudahan deployment, dan integrasi dengan layanan modern seperti AI dan analitik. Namun, tantangannya terletak pada pengendalian biaya jangka panjang, terutama terkait egress data dan compliance. Tidak semua aplikasi legacy mudah dipindahkan ke cloud tanpa melakukan refactor, sehingga transisi penuh ke cloud memerlukan strategi bertahap.Secara keseluruhan, fenomena VMware Exit bukan sekadar akibat dari ketidakpuasan terhadap kebijakan Broadcom, melainkan refleksi dari perubahan paradigma IT global. Dunia virtualisasi kini bergerak menuju arsitektur yang lebih terbuka, terdistribusi, dan berorientasi cloud. Bagi organisasi yang sedang berada dalam fase perencanaan ulang infrastruktur, langkah paling penting adalah melakukan evaluasi total biaya kepemilikan (TCO), memetakan dependensi aplikasi terhadap platform tertentu, serta menyiapkan roadmap migrasi yang realistis baik menuju Nutanix AHV, Microsoft Hyper-V, solusi open-source, maupun cloud publik.Akuisisi Broadcom terhadap VMware pada akhirnya menjadi katalis besar bagi transformasi pasar virtualisasi. Meski VMware tetap memiliki basis pelanggan yang kuat, perubahan besar dalam model bisnisnya telah membuka peluang bagi munculnya pemain baru dan mendorong inovasi di berbagai lini teknologi. Bagi banyak organisasi, keputusan untuk keluar dari VMware bukan hanya tentang mengganti platform, tetapi juga tentang mengambil kembali kendali terhadap arah strategis infrastruktur IT mereka agar tetap adaptif, efisien, dan selaras dengan kebutuhan bisnis masa depan.

Cohesity Resmi Akuisisi Veritas: Akhir Era Lama, Awal Babak Baru dalam Dunia Backup Enterprise

Pada akhir 2024, industri backup enterprise dikejutkan oleh akuisisi besar: Cohesity resmi mengakuisisi unit bisnis proteksi data enterprise milik Veritas Technologies, termasuk produk legendaris NetBackup dan platform cloud-native Veritas Alta. Langkah ini menjadikan Cohesity sebagai salah satu penyedia solusi backup terbesar di dunia, dengan lebih dari 12.000 pelanggan global dan kapasitas perlindungan data mencapai ratusan exabytes.Akuisisi ini menjadi tonggak penting karena menyatukan dua kekuatan besar Cohesity, dengan arsitektur modern, keamanan berbasis Zero Trust, dan integrasi AI; serta Veritas, yang dikenal sebagai pionir di dunia backup enterprise tradisional. Dampaknya terasa luas di seluruh pasar enterprise IT. Cohesity kini tidak hanya memperluas jangkauan teknologinya, tetapi juga memperoleh basis pelanggan dari sektor-sektor besar seperti perbankan, pemerintahan, dan manufaktur yang selama bertahun-tahun mengandalkan NetBackup.Namun, perubahan ini juga menimbulkan pertanyaan penting: apa nasib Veritas setelah akuisisi ini? Berdasarkan pengumuman resmi, nama Veritas tetap ada, tetapi perusahaan kini terbagi menjadi dua entitas besar. Unit bisnis enterprise backup dan Alta resmi menjadi bagian dari Cohesity, sedangkan sisa portofolio seperti Backup Exec, InfoScale, dan solusi data compliance dipisahkan ke perusahaan baru bernama Arctera. Arctera akan fokus pada segmen menengah hingga SMB, serta memperkuat lini software-defined storage dan governance.Dengan demikian, NetBackup kini sepenuhnya berada di bawah kendali Cohesity, sementara Backup Exec tetap hidup di bawah Arctera. Transisi ini menciptakan peluang baru, tetapi juga tantangan bagi pelanggan lama. Banyak organisasi kini perlu meninjau ulang kontrak lisensi, kebijakan dukungan, serta roadmap produk mereka. Bagi pelanggan enterprise, kombinasi Cohesity-Veritas menjanjikan integrasi AI-driven protection, otomatisasi, dan keamanan yang lebih kuat. Namun, bagi pengguna tradisional, proses adaptasi ke platform baru bisa memerlukan waktu dan perencanaan matang.Secara industri, akuisisi ini menandai pergeseran besar tren backup menuju solusi keamanan terpadu (data security & resilience). Cohesity kini memosisikan diri bukan sekadar penyedia backup, tetapi sebagai pemimpin di era data protection meets cybersecurity. Sementara Veritas kini dalam bentuk Arctera, tetap mempertahankan warisan teknologi untuk pasar yang lebih luas, tetapi dengan arah bisnis yang lebih fokus dan ramping.Dengan langkah ini, dunia backup memasuki era konsolidasi baru: Cohesity berdiri sebagai raksasa baru, sementara nama besar Veritas bertransformasi menjadi babak berikutnya dalam sejarah perlindungan data modern.

Always Encrypted pada SQL Server

Di era di mana perlindungan data menjadi hal terpenting, perusahaan harus memastikan bahwa data sensitif tetap terlindungi baik saat proses kirim maupun saat disimpan. Fungsi Always Encrypted pada SQL Server merupakan solusi yang dirancang untuk melindungi data sensitif dengan menggunakan enkripsi menyeluruh. Artikel ini akan membahas cara kerja Always Encrypted, manfaatnya, limitasi dan best practices dalam penerapannya.Apa Itu Always Encrypted?Always Encrypted adalah fitur keamanan pada SQL Server dan Azure SQL Database dimana akan dilakukannya enkripsi informasi/data sensitif pada tingkat software. Tidak seperti metode enkripsi konvensional yang hanya menyimpan data saat tidak digunakan, Always Encrypted menjamin bahwa data tetap terenkripsi baik saat proses kirim maupun saat disimpan, sehingga informasi/data tidak dapat diakses oleh pengguna yang tidak berwenang, termasuk database administrator.Cara Kerja Always EncryptedAlways Encrypted memanfaatkan “Key” untuk mengamankan data:Column Master Key (CMK)- Key yang disimpan di lokasi eksternal yang tepercaya, termasuk Hardware Security Module (HSM), Azure Key Vault atau Windows Certificate Store.- Melindungi Column Encryption Key (CEK).Column Encryption Key (CEK)- Symmetric Key yang disimpan di dalam database yang mengenkripsi data dalam spesifik kolom.Saat software meminta data terenkripsi, driver pada software akan melakukan dekripsi atau enkripsi data menggunakan CEK. CMK akan memastikan bahwa CEK terlindungi dan tidak dapat diambil langsung dari database.Manfaat Always EncryptedData Privacy: Perusahaan dapat melindungi data sensitif seperti data karyawan, data pembayaran dan statistik kesehatan dari akses yang tidak sah.Persyaratan Compliance: Always Encrypted memungkinkan perusahaan memenuhi persyaratan Compliance yang ketat untuk keamanan dan privasi data, mengurangi risiko hukum dan finansial.Enhanced Security: Dengan menjaga encryption key pada database dengan aman, Always Encrypted meminimalisir risiko pencurian informasi meskipun database diretas.Limitasi dari Always EncryptedMeskipun Always Encrypted menawarkan keamanan yang kuat, masih terdapat beberapa limitasi yang perlu dicatat:Database Operation yang didukungOperation seperti pencocokan pola (contoh: LIKE) dan range query (contoh: BETWEEN, <, >) tidak didukung pada kolom yang terenkripsi. Enkripsi deterministik hanya memungkinkan perbandingan kesetaraan.Data Type ConstraintsHanya jenis statistik positif, termasuk int, nvarchar, dan varbinary yang dapat dienkripsi. Jenis kompleks seperti teks atau foto tidak didukung.Performance ImpactsSaat server dilepaskan dari enkripsi, enkripsi pada sisi client dapat menimbulkan latensi dalam eksekusi query untuk dataset yang besar.Kompleksitas Key ManagementMengelola Column Master Keys (CMK) dan memastikan ketersediaan dan keamanannya memerlukan upaya administratif tambahan.Best Practices dalam penerapan Always EncryptedIdentifikasi data sensitifMelakukan pengelompokan informasi menyeluruh untuk mengidentifikasi kolom mana yang memerlukan enkripsi.Menggunakan penyimpanan Key yang amanSimpan CMK dalam repositori yang stabil dan terpusat yang terdiri dari Azure Key Vault atau HSM untuk memastikan Key tetap terlindungi.Testing secara menyeluruhTest aplikasi dengan Always Encrypted yang diaktifkan untuk memastikan kompatibilitas, khususnya untuk query yang rumit.Monitoring & AuditMelakukan monitoring database dan penggunaan Key secara berkala untuk menemukan dan menanggapi potensi masalah keamanan yang bisa terjadi.KesimpulanAlways Encrypted pada SQL Server merupakan fungsi yang hebat bagi perusahaan yang ingin mengamankan data sensitif dari akses yang tidak sah. Dengan menggabungkan teknik enkripsi dengan integrasi yang lancar, fitur ini menawarkan solusi yang realistis untuk situasi yang menuntut perlindungan informasi masa kini. Implementasi dan kontrol yang tepat memastikan bahwa perusahaan dapat memperoleh manfaat menyeluruh dari Always Encrypted sekaligus mematuhi persyaratan peraturan.

Dari Sekadar Cadangan Data Menjadi Garis Pertahanan Terakhir: Evolusi Solusi Backup dalam Dunia Keamanan Siber